Rasulullah SAW menjunjung tinggi akal dalam tindakan dan ucapan. Beliau bersabda, "Nilai manusia adalah akalnya. Orang tanpa akal adalah orang tak beragama. (Bihar al-anwar 1/94; Bughyah al-Bahits/256; Kanz al-Ummal 3/350)
Rasul saw adalah manusia yang paling berakal budi.
Beliau bersabda, "Yang pertama diciptakan Allah adalah akal. Dia berfirman kepadanya, "Majulah", Akal lalu menghadap maju. Lalu Allah berfirman, "Mundurlah." Akal pun mundur. Kemudian Allah berfirman, "Demi keagungan dan kebesaran-KU, tak ada makhluk yang lebih kucintai darimu. Denganmu aku memberi dan mencabut karunia, serta memberi pahala dan siksa." (Mustathrafat al-Sarair/621)
Beliau juga bersabda. "Jangan takjub akan keislaman seseorang, sampai kau memahami kedalaman akalnya. (Kanz al-Ummal 3/384)
Nabi SAW berkata : "Selayaknya orang berakal melihat wajahnya di cermin. Jika wajahnya rupawan, hendaknya ia tidak menodainya dengan perbuatan buruk. Dan jika wajahnya jelek, seyogianya ia tidak menambah kejelekannya dengan perbuatan buruk." (
Imam Shadiq as berkata : "Beliau tidak pernah berbicara dengan orang-orang menurut kedalaman akal budinya. Beliau bersabda, "Kami, para nabi,diperintah untuk berbicara dengan manusia sesuai kadar akal mereka." (Ushul al-kafi 2/23; Wushul al-Akhyar ila Ushul al-Akhbar/124).
Nabi SAW bersabda, "Semua kebaikan bisa dipahami dengan akal." (Bihar al-Anwar 74/158; Tuhaf al-'Uqul/54).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar